Wednesday, November 25, 2009

Sebuah ungkapan terima kasih pada guruku.

25 November 2009 - hari guru.

Membuka twitter pagi ini, topik yang hangat adalah tentang hari guru. Jadi teringat, dulu waktu SMP saya punya seorang guruh Bahasa Indonesia. Nama beliau Pa Ade. Orangnya besar, berambut putih gak botak dan sangat menyukai semur jengkol.

Dari beliau saya belajar mencintai bahasa. Dari beliau saya tahu cara belajar bahasa yang menyenangkan. Beliau tahu bagaimana cara mendidik dan mengajar tanpa terkesan menggurui.

Sampai saat ini, Pak Ade adalah guru favorit saya. Andai saya bisa bertemu Pak Ade hari ini, pasti saya akan mengungkapkan terima kasih. Tapi, hanya melalui tulisan ini saya bisa menyampaikan betapa saya sangat berterima kasih pada bapak. Bapak tidak hanya mengajari bagaimana cara menulis, tapi mengajari saya bagaimana menghargai tulisan itu sendiri. Bapak mengajari saya bahwa menulis tidak sekedar merangkai kata tapi harus menghadirkan makna.

Do'a saya selalu bersama Bapak, semoga bapak tenang di alama sana. Terima kasih pak ade.

waiting-ngelantur

11.34 -- still waiting di salah satu radin di Bandung. Huft. Bete juga niy udah nunggu ampir setengah jam. Dan jam 1 masih harus pre-test. Huft.
Tapi teringat pesan dosen wali, harus sabar. Hahaha.
[wae ajah. Udah pengen mencak-mencak niy]

Tambah bete lagi karena besok batal nonton. Huh.

Tapii inget pesan dosen wali . . Maka sabar lagi. Hoho.

Huft. Belum lagi harus bikin script niy. Buat ntar audisi reporter. Sempurna. Rabu yang SEMPURNA !

Barusan teringat kalo saya belum CETAK FOTO ! Haduh. Tambah SEMPURNA.

But, sebelum ngelantur. Mau mengucapkan SELAMAT HARI GURU kepada seluruh guru di dunia. Karena kalian saya bisa seperti ini. Luph u all . .

Monday, November 23, 2009

my lovely Monday <~~ Tragedi Odong-odong !

Wah. Kemaren bener-bener hari yang unpredictable. Diawali dengan tingkat stress, emosi jiwa dan bete yang meningkat. Disebabkan . . Berangkat jam 6 lebih dari rumah nyampe kampus jam setengah 8. Bayangin tuh, segimana ngerayapnya dijalan. Haha.

Ga tau karena efek kuliah pertama telat setengah jam, ga tau emang hari itu gw nya yang rada-rada lelet, sisa hari itu, semua kuliah telat setengah jam. Haha. 4 mata kuliah. Untung dosennya lagi pada baik. Haha.

Yuph. Beres kuliah jam 5, langsung tancaP gas ke rumah t'icha buat birthday supprise party. Hihi. Setelah sebelumnya dibeliin J.co ma Mazz. [makasii, mAZz. Hehe. Sering2 ajah]

Ditengah perjalanan kita mampir ke Singgalang buat bungkus kado. Tapi karena males turun, gw, t'janet, t'echi diem di mobil. Dann . . Berhubung parkiran penuh banget, kita parkir ngelintang depan singgalang. Tau ga? Tiap ada mobil mau keluar ato masuk, c mas tukang parkirnya ngedorong mobil kita naek-turun. Huwaa . . Berasa naek odong-odong. Hahaha.

Abis itu, kita go ke t'icha. Overall kejutannya berhasil. Haha. Yah . . Kekonyolan kita ga usah diitunglah. Haha.

Finally, the perception of Monday is change, from 'i hate Monday' to I love Monday. Haha. ^^,

Macet.

i hate Monday bener-bener kejadian. Kenapa? Karena pagi ini harusnya presentasi makro. Dan pasti bakal telat. Oh, bukan pasti tapi udah telat, karena macet banget. Bener-bener bikin bad mood.

Jalan penuh sama MOTOR, POLISI CUMA JADI PAJANGAN. Jalan ngerayap 5 centi-5 centi. Nyampe kapan kalo gini terus? Taun depan kayaknya !

Ya ampun. Kesel banget. Coba di daerah Ujungberung ada fly over. Ugh. Pak Walikota kalo gini tiap hari apa kabarnya Bandung. Huks. Kabar terakhir di kelas nunggu saya, presentasi ga bisa dimulai nih. Parah. Polisi mana siy? Atur donk !

Sunday, November 15, 2009

Kejadian 'Saya Lupa Pijit yang Mana'

Jadi ceritanya suatu hari gw bareng temen-temen beli J.Co di salah satu mall di Bandung. Saat itu kita harus pake mobil matic. Perjalanan kesana lancar. Cukup lancarlah mengingat pertamanya kita lupa kalo gigi D adalah Drive bukanya Down. Haha.

Setelah puas beli J.Co, tujuan selanjutnya adalah Brownies Amanda. Nah, disinilah terjadi insiden.

Insiden pertama yaitu insiden ga bisa pindah gigi. Omigod. Panas bangetlah. Di basement lagi. Semua pintu udah kita buka, orang2 udah gw telponin. Bikin panik satu RT. Haha.
Ternyata solusinya mudah. 'REMNYA HARUS DIINJEK DULU'. Hahaha. Parah.
Kejadian kedua waktu kita mau keluar basement. Mobilnya ga naek, wah, mundur lagi. Parah. Saat itulah keluar statement pintar. Jadi berhubung kita bikin macet jalur keluar, petugas parkirnya nyamperin kita n' nanya kenapa, jawabannya adalah 'DUH, MAS. Tenaganya ga ada. SAYA LUPA PIJIT YANG MANA'. Hahaha. Pinter banget kan. Dan ternyata solusinya juga mudah yaitu gasnya harus dilepas dulu. Argh. Insiden yang bikin malu tapi asyik buat diketawain. Hehe.
Untunya sisa hari itu berlalu tanpa insiden. Hihi.

Friday, November 6, 2009

Insiden Mal-DiPraktikin

Masa SMA emang penuh dengan cerita konyol. Apalagi entah kenpaa masa SMA gw emang selalu penuh dengan tingkah-tingkah konyol. Salah satunya yang mau gw ceritain kali ini.

TKP : Ruang Kelas A4

Akhir-akhir itu gw sedikit pusing, yang tenyata karena kurang darah. temen gw yang emang cita-citanya jadi dokter akhirnya ngasih obar penambah darah. Berhubung gw paling gak bisa nelen langsung obat a.k.a obat tersebut mesti gw kunyah dulu, gw pun kunyah obat tersebut. dan OH ternyata RASANYA ANYIR banget. gw langsung mual dan lari ke WC. Sukses gw muntah-muntah disana. Pas Balik ke kelas gw langsung ngomel ke temen gw itu, "Koq gak ngasi tau siy obatnya rasanya aneh?". eh..dia malah balik ngomel. "Yeee..Mana ada juga orang makan obat dikunyah??".

hahahah. gendok emang. tapi setelah dipikir-pikir hal itu sangatlah konyol. emang benernya juga siy mana ada orang makan obat dikunyah. hha. tapi gw dari dulu emang terbiasa jadi orang yang ada di jalur sedikit-tidak-normal. ahhhaa.

buat calon Dr. Rizal sukses yah. tenang ajah gw gak akan melaporkan insiden obat tersebut sebai mal-praktik koq. hha.

Thursday, November 5, 2009

Ironi

barusan iseng meng-googling 'besar gaji menteri'. Di salah satu situs, saya mendapatkan fakta bahwa gaji pokok menteri dan tunjangan serta fasilitas yang diberikan pada menteri JAUH BANGET. Besar tunjangannya sendiri mencapai akta spektakuler, minimal kalo dijumlah nolnya bisa delapan. Wow. Amazing.

Yuph. Amazing. Karena di negara yang bisa menggaji 'pegawai'nya sebesar itu, masih ada warga yang susah beli beras, yang paling murah Rp 5.000,- per kg. Hmm . . Ironis memang. Mengingat 'meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat' selalu digembar-gemborkan. Bukan hanya ironis tapi sangat miris.

Ok, satu perbandingan lagi. Di Jepang, seorang guru mendapatkan penghargaan yang sangat tinggi, tidak hanya dari segi pandangan masyarakat dan negara mereka tapi juga dari besar penghasilan yang mereka dapatkan. Jauh sekali dibandingkan dengan penghasilan guru di Indonesia. Bahkan bagi guru-guru yang rela mengajar di pedalaman, gaji mereka seringkali tidak memenuhi standar. Ironi kedua jika dibandingkan dengan gaji menteri kita, yang notabene bisa menjadi seperti ini setelah mengalami masa-masa diajar dan dididik oleh seorang guru. Dulu sering ada yang mengatakan bahwa seorang guru meskipun berpangkat 'letnan' gaji mereka tetaplah setingkat 'kopral'. Sungguh luar biasa bahwa di negara kita masih banyak masyarakat yang bersedia menjadi guru, mengabdi untuk mendidik dan mengajar mutiara penerus bangsa. Apapun alasan yang melatarbelakangi mereka memilih profesi tersebut, pada akhirnya mereka tetap penjadi pendidik dan pengajar, menyalurkan ilmu, tindakan mulia. Pahlawan tanpa tanda jasa memang gelar yang pantas diterima oleh seorang guru.

So . . Guys . . Hormati gurumu.

Wednesday, November 4, 2009

Dunia ini Kurang Adil bukan Tidak Adil

kalian semua pasi pernah mendengar ungkapan "hidup ini gak adil!".
yuph. pasti semua pernah mendengar ungkapan tesebut, baik dari TV, koran, majalah atau bahkan mencetuskan ungkapan tersebut.

saat kita susah, kita cenderung menepatkan posisi kita sebagai orang paling 'terpuruk' di dunia. berdasarkan beberapa sumber yang saya baca, hal tersebut wajar, adakalanya manusia ingin ditemani, diperhatikan bahkan menyalahkan diri sendiri. hal tersebut wajar asal dalam batasannya tersediri. tidak over dosis.

tapi pernahkah kalian memandang dari sudut lain ? dari sisi lain sebuah gelas? bahwa sebenarnya hidup yang kita anggap tidak adil ini justru telah memberikan sesuatu seadil-adilnya. bahwa apa yang terjadi dalam setiap perputaran waktu memiliki makna tersendiri, makna tersebut bergantung pada cara kita 'melihatnya'.

Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, meskipun bukan yang kita minta meskipun saat itu terjadi kita cenderung kecewa. saat kita dipusingkan oleh masalah yang kita pikir tidak memiliki solusi kita cenderung meminta pada Tuhan, berilah kita jalan (sesuai yang kita inginkan),tapi saat Tuhan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara lain (bukan seperti yang kita minta) kita merasa terganggu, lupa akan bersyukur, karena pada intinya masalah tersebut selesai sesuai yang kita butuhkan.

pernahkah terlintas sebuah pemikiran bahwa "tanpa masalah pasti hidup saya akan lebih baik"? menurut pendapat saya pribadi itu bukan harapan, hanya semata-mata perwujudan ketidakpuasan kita terhadap apa yang ada di depan kita. coba kita berhenti sejenak, kita lapar, kita ingin makan, tapi kenyataannya kita tidak memiliki apapun untuk dimakan atau bahkan untuk membeli makanan. apa yang kita lakukan ? kita pasti akan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. yang lebih sederhana, kita membutuhkan udara untuk bernafas, oleh karena itu setiap detik pasti kita berusaha bernafas, mengisi rongga paru-paru kita dengan udara, agar kita hidup.

ingin makan, kebutuhan bernafas itu juga beberapa contoh kecil dari masalah yang tidak kita anggap masalah karena cenderung menjadi kebiasaan, yang membawa kita pada perjuangan untuk menyelesaikannya. perjuangan untuk terus hidup. bayangkan bila dalam hidup tidak ada masalah "ingin makan, harus bernafas", dan segala kerepotan dasar laiinnya? apa kita akan santai?

masalah itu sendiri merupakan bentuk dari perwujudan bahwa dunia itu adil, seimbang. dan segala penyelesaian yang diberikan oleh Tuhan adalah bentuk kasih sayang, diberikan sesuai kebutuhan bukan sesuai keinginan. karena keinginan sendiri adalah wujud dari keegoisan. apa yang akan terjadi jika setiap masalah selesai sesuai yang kita inginkan? mungkinkah kita lebih menghargai hidup ?

seluruh tulisan ini hanya sebentuk buah pemikiran semata. sudut pandang semata. saya buka seorang pujangga dengan bahasa yang nyastra abis hanya mencoba berceloteh dan menyalurkan ide. ^__^